POSITIONING
Setelah
memutuskan segmen pasar mana yang akan dimasuki, perusahaan harus memutuskan
positioning apa yang hendak ditempatkan dalam segmen tersebut. Karena dalam postioning
mencakup perancangan dan penawaran citra agar target pasar mengetahui dan
menganggap penting posisi perusahaan dimata pesaing. Namun, positioning yang
baik harus mencerminkan bagaimana cara target pasar mendefisikan nilai dan
melakukan pemiliah produk jasa yang bersaing. Jadi, bila positioning bicara
mengenai bagaimana pemasar membedakan jasanya dengan pesaing, sementara
segmentasi bicara mengenai bagaimana pemasar memilah pasar.
Langkah-langkah dalam positioning
Menurut
Kotler, setidaknya ada tiga langkah dalam melakukan positioning, yaitu:
1. Mengenali
keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam hubungan dengan
pesaing.
2. Memilih
keunggulan-keunggulan yang paling kuat atau menonjol.
3. Menyampaikan
keunggulan itu secara efektif kepada target pasar.
Tidak
semua keunggulan merupakan indikator yang bisa ditampilkan ke pasar, tetapi
harus diseleksi. Menurut Kotker, sebuah keunggulan yang patut ditampilkan harus
memenuhi kriteria: Penting, berbeda, superior, dapat dikomunikasikan, pelopor,
harga terjangkau, menguntungkan.
Beberapa kesalahan positioning yang sedapat
mungkin Hrus dihindari menurut Kotler, yaitu:
·
Underpositioning, di mana si konsumen
tidak mengenali kekhususan produk atau merek atau atribut yang dikomunikasikan.
·
Overpositioning, di mana konsumen
mempunyai gambaran yang terlalu sempit mengenai suatu atribut.
·
Confused positioning, di mana konsumen
tidak merasa pasti dengan citra suatu produk karena terlalu banyak janji yang
diberikan atau positioning yang terlalu sering berubah.
·
Doubtful positioning, konsumen merasa
ragu dengan janji produk tersebut, seperti kemampuan produk, harga dan manfaat.
Melakukan positioning jasa melalui
perubahan struktural
Produk
barang dan jasa mempunyai perbedaan dalam hal wujud, yaitu berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible). Apabila
dalam produk barang isinya adalah “bahan baku”, sedangkan dalam produk jasa
isinya adalah “proses”. Dua hal ini dapat memiliki implikasi terhadap strategi
pemasaran (segmentasi, targeting, dan positioning) yang akan diterapkan pada
kedua jenis produk ini.
Positioning
memang ditujukan langsung pada konsumen di mana komunikasi berperan besar dalam
menancapkan citra produk kedalam benak konsumen. Namun sebenarnya positioning
tidak hanya sekedar iklan ataupun promosi. Positioning juga dapat dibentuk
melalui penentuan harga, distribusi, dan produk atau proses jasa itu sendiri.
Tingkatan
positioning terhadap suatu perusahaan: Tingkatan industry, Tingkatan organisasi,
Tingkatan sektor produk, Tingkatan produk atau jasa individu. Karakteristik
Proses pada tingkatan organisasi. Proses secara operasional dan teknis meliputi
beberapa konsep:
1. Setiap
proses menyediakan cara untuk memecah proses-proses tersebut menjadi beberapa
langkah yang logis dan sistematis untuk mempermudah pengendalian dan
analisisnya.
2. Adanya
akomodasi dari berbagai variable proses di mana hasilnya akan berbeda mengingat
dampak dari penilaian, kesempatan, atau pilihan dari sebuah urutan proses.
3. Setiap
sistem memasukkan konsep penyimpangan atau standar toleransi.
Kompleksitas dan keanekaragaman
Kompleksitas
adalah cara membangun proses melalui langkah-langkah dan susunan. Jadi, sebuah
proses menjadi rumit bila terdapat banyak susunan dan langkah yang harus
diikuti.Keragaman adalah kebebasan atau kemampuan untuk memilih keanekaragaman
melalui langkah-langkah dan susunan proses. Proses dapat pula menjadi sedikit
berbeda jika banyak penyimpangan atau cara yang berbeda dalam menerapkan proses
tersebut. Berbagai produk jasa dapat menjadi proses yang sangat kompleks dan
atau sedikit beragam.
Mengubah proses
Ada
beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengubah proses jasa.
1. Mengurangi
keragaman
Mengarahkan
pada penyeragaman, menggeser strategi positioning yang berorientasi volume pada
skala ekonomis.
2. Menambah
keragaman
Mengarahkan
pada kustomisasi dan fleksibilitas dari jasa yang ditawarkan, dengan lebih
spesifik menargetkan ceruk pasar yang lebih kecil. Cara ini banyak bergantung
pada besarnya kapasitas produksi namun menekankan pada margin laba yang lebih
besar.
3. Mengurangi
kompleksitas
Strategi
yang digunakan lebih pada spesialisasi, di mana setiap langkah yang diterapkan
didapat dari sistem yang ada dan sumber daya yang difokuskan pada penawaran
jasa yang lebih sempit.
4. Menambah
kompleksitas
Strategi
yang digunakan lebih ditujukan untuk menembus pasar dengan menambah jasa atau
layanan atau memperluas jasa yang sudah ada.
Implikasi dari perubahan sistem
jasa
Bila
dalam setiap jasa digambarkan dalam posisi relatifnya berdasarkan analisis structural,
maka dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Jasa
rumah sakit mempunyai kompleksitas yang tinggi namun tidak terlalu tinggi
keragamannya. Pada jasa rumah sakit sering kali ditemukan struktur rumah sakit
yang memang banyak dan rumit, namun setiap kegiatan madis yang dilakukan tidak
terlalu banyak variasi karena harus sesuai prosedur dan etika kedokteran.
Berbeda dengan jasa diagnostic saja, tidak terlalu tinggi kompleksitasnya dan
tidak terlalu tinggi keragamannya. Hampir sama dengan jasa rumah sakit dalam
hal tingginya keragaman, namun karena hanya melayani dibidang diagnosis, maka
tidak terlalu rumit strukturnya.
Gambar
diatas menggambarkan bagaimana posisi rumah sakit dibenak konsumen khususnya
tentang standar pelayanan yang diberikan. Dalam gambar tersebut tergambar jelas
tentang kompleksitas yang tinggi jasa rumah sakit dan standar pelayanan
diagnosis yang diberikan oleh dokter atau perawat.
No comments:
Post a Comment